ALLERGY-BEHAVIOUR CLINIC
PICKY EATERS CLINIC
(KLINIK KESULITAN MAKAN ANAK)
JL RAWASARI SELATAN 20 CEMPAKA PUTIH JAKARTA PUSAT
JL TAMAN BENDUNGAN ASAHAN 5 JAKARTA PUSAT
CHILDREN ALLERGY CENTER
RUMAH SAKIT BUNDA JAKARTA
PHONE : (021) 70081995 – 4264126 – 31922005 EXT 151
email : wido25@hotmail.com, cfc2006@hotmail.com, htpp://www.childrenfamily.com
ALLERGY PARENTING
ALERGI MAKANAN
MENGGANGGU SEMUA ORGAN TUBUH TERMASUK OTAK DAN PERILAKU ANAK
MANIFESTASI KLINIS YANG BERKAITAN DENGAN ALERGI PADA BAYI :
Kulit sensitif, sering timbul bintik atau bisul kemerahan terutama di pipi, telinga dan daerah yang tertutup popok. Kerak di daerah rambut kepala.Timbul bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Kotoran telinga berlebihan.
Sering MUNTAH/gumoh, kembung,“cegukan/hicups”, buang angin bunyinya keras, sering “ngeden & mulet”, sering rewel gelisah (kolik) terutama malam hari, BAB > 3 kali perhari, BAB tidak tiap hari. Beresiko Hernia Umbilikalis (pusar), Scrotalis, inguinalis karena sering ngeden.
Lidah/mulut sering timbul putih, bibir kering
Napas grok-grok, kadang disertai batuk ringan
Sesak bayi baru lahir disertai kelenjar thimus membesar (TRDN/TTNB)
Mata berair atau timbul kotoran mata (belekan) salah satu atau kedua sisi.
Berat badan turun setelah usia 4-6 bulan.
Kepala, telapak tangan atau telapak kaki sering teraba sumer/hangat, keringat berlebihan.
Gangguan hormonal : keputihan/keluar darah dari vagina, timbul bintil merah bernanah, pembesaran payudara, rambut rontok.
Mudah kaget bila ada suara yang mengganggu. Gerakan tangan, kaki dan bibir sering gemetar
Bersin, hidung berbunyi, kotoran hidung banyak. Kepala sering miring ke salah satu sisi karena salah satu sisi hidung buntu, sehingga beresiko ”kepala peyang”.
PROBLEM MINUM ASI : sering menangis seperti minta minum sehingga berat badan berlebihan karena minta minum terus akibat perut tidak nyaman. Sering menangis belum tentu karena haus atau bukan karena ASI kurang. Sering menggigit puting (agresif) sehingga luka. Minum ASI sering tersedak, karena hidung buntu & napas dengan mulut. Minum ASI lebih sebentar pada satu sisi, karena satu sisi hidung buntu, jangka panjang bisa berakibat payudara besar sebelah.
MANIFESTASI KLINIS YANG BERKAITAN DENGAN ALERGI PADA ANAK
• Sering batuk, batuk lama (>2 minggu), pilek, (TERUTAMA MALAM DAN PAGI HARI siang hari hilang) sinusitis, bersin, mimisan. tonsilitis (amandel), sesak, suara serak.
• Pembesaran kelenjar di leher dan kepala belakang bawah.
• Sering lebam kebiruan pada kaki/tangan seperti bekas terbentur.
• Kulit timbul bisul, kemerahan, bercak putih dan bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Sering menggosok mata, hidung atau telinga. Kotoran telinga berlebihan.
• Nyeri otot & tulang berulang malam hari. Sering kencing, Bed wetting (Ngompol)
• Sering muntah , nyeri perut, SULIT MAKAN disertai berat badan kurang (biasanya setelah umur 4-6 bulan).
• Sering sariawan, lidah sering putih/kotor nyeri gusi/gigi, mulut berbau, air liur berlebihan, bibir kering.
• Sering Buang air besar (> 2 kali/hari), tidak buang air besar tiap hari, sulit buang air besar (obstipasi/konstipasi), kotoran bulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, sering buang angin, berak di celana.
• Tidur larut malam/sering terbangun.
• Kepala,telapak kaki/tangan sering teraba hangat.Sering berkeringat (berlebihan)
• Mata gatal, timbul bintil di kelopak mata, mata sering berkedip, memakai kaca mata sejak usia sangat muda (usia 6-12 tahun).
• Gangguan hormonal : tumbuh rambut berlebihadi kaki/tangan, keputihan.
• Sering sakit kepala, migrain.
ALERGI DAPAT MENYEBABKAN GANGGUAN OTAK/PERILAKU
(“BRAIN ALLERGY” / CEREBRAL ALLERGY)
• GERAKAN MOTORIK BERLEBIHAN
usia < 6 bulan: mata/kepala bayi sering melihat ke atas. Tangan dan kaki bergerak berlebihan, usia > 6 bulan bila digendong sering minta turun atau sering bergerak/sering menggerakkan kepala ke belakang-membentur benturkan kepala. Sering bergulung-gulung di kasur, menjatuhkan badan di kasur (“smackdown”}, sering memanjat. Perilaku “TOMBOY” pada anak perempuan
• GANGGUAN TIDUR (biasanya MALAM-PAGI) gelisah/bolak-balik ujung ke ujung, bila tidur posisi “nungging”, berbicara/tertawa/berteriak dlm tidur, sulit tidur, PADA ANAK LEBIH BESAR malam sering terbangun/duduk,mimpi buruk, “beradu gigi”
• AGRESIF sering memukul kepala sendiri,orang atau benda di sekitarnya. Sering menggigit, menjilat, mencubit, menjambak (spt “gemes”)
• GANGGUAN KONSENTRASI : GANGGUAN KONSENTRASI DAN GANGGUAN BELAJAR : CEPAT BOSAN terhadap sesuatu aktifitas (kecuali menonton televisi, baca komik atau main game), TIDAK BISA BELAJAR LAMA, terburu-buru, tidak mau antri, TIDAK TELITI, sering kehilangan barang atau sering lupa, nilai pelajaran naik turun drastis. Nilai pelajaran tertentu baik, tapi pelajaran lain buruk. Sulit menyelesaikan pelajaran sekolah dengan baik.Sering mengobrol dan mengganggu teman saat pelajaran. ANAK TAMPAK CERDAS DAN PINTAR.
• GANGGUAN KOORDINASI :
BOLAK-BALIK, DUDUK, MERANGKAK tidak sesuai usia. Berjalan sering terjatuh dan terburu-buru, sering menabrak, jalan jinjit, duduk leter W/kaki ke belakang.
• KETERLAMBATAN BICARA Tidak mengeluarkan kata umur < 15 bulan, hanya 4-5 kata umur 20 bulan, kemampuan bicara hilang dari yang sebelumnya bisa, biasanya > 2 tahun membaik.
• IMPULSIF : banyak bicara/tertawa berlebihan, sering memotong pembicaraan orang lain)
• Memperberat gejala ADHD (hiperaktif) dan AUTISME (hiperaktif, keterlambatan bicara, gangguan sosialisasi)
KOMPLIKASI
• Sering mengalami infeksi saluran napas berulang (RECURENT INFECTION). Infeksi saluran kencing.
• Gangguan organ tubuh (paru,ginjal, otak,mata, kulit, saluran kencing, otot dll)
• Efek samping dari minum obat yang sering dan berkepanjangan
• KADANG GEJALA KLINIS ALERGI MIRIP PENYAKIT TBC , SEHINGGA SERING DIOBATI ANTIBIOTIKA JANGKA PANJANG (PADAHAL DIAGNOSIS TBC BELUM TENTU BENAR)
• GIZI GANDA (berat badan kurang/kurang gizi atau Berat badan lebih) & KESULITAN MAKAN (berat badan sulit naik)
• Gangguan perkembangan (gangguan belajar, gangguan konsentrasi, agresif, keterlambatan bicara, perilaku/ hiperaktif/ autisme dll)
PENTING HARUS DIPAHAMI
• WASPADAI BILA ORANG TUA DAN KELUARGA MENDERITA ALERGI MAKA ANAK BERESIKO ALERGI
• ALERGI DAPAT DICEGAH DAN DI DETEKSI SEJAK LAHIR BAHKAN SEJAK DALAM KANDUNGAN
• PEMBERIAN OBAT JANGKA PANJANG ADALAH BUKTI KEGAGALAN DALAM MENDETEKSI PENYEBAB ALERGI
• DISEKITAR KITA BANYAK TIMBUL KONTROVERSI TENTANG ALERGI MAKANAN BAIK OLEH MASYARAKAT ATAU DIANTARA KLINISI SEHINGGA KADANG MEMBINGUNGKAN. SETELAH MENGALAMI SENDIRI TERNYATA BAHWA ALERGI MAKANAN SANGAT MENGGANGGU ANAK MAKA KITA HARUS LEBIH PERCAYA PADA FAKTA YANG TERJADI TERSEBUT
• MESKIPUN ALERGI TIDAK BISA HILANG SAMA SEKALI , TETAPI ALERGI MAKANAN AKAN BERKURANG SAAT USIA TERTENTU SECARA BERTAHAP DI ATAS USIA 2 – 7 TAHUN
• MENUNDA MAKANAN PENYEBAB ALERGI TIDAK MEMPENGARUHI STATUS GIZI ANAK ASALKAN MENGETAHUI JENIS MAKANAN PENGGANTINYA
• UNTUK MEMASTIKAN PENYEBAB ALERGI MAKANAN BUKAN DENGAN TES ALERGI (TES KULIT ATAU TES DARAH) TETAPI DENGAN menggunakan Provokasi makanan secara buta (Double Blind Placebo Control Food Chalenge = DBPCFC). DBPCFC adalah gold standard atau baku emas untuk mencari penyebab secara pasti alergi makanan. Cara DBPCFC tersebut sangat rumit dan membutuhkan waktu, tidak praktis dan biaya yang tidak sedikit. Beberapa pusat layanan alergi anak melakukan modifikasi terhadap cara itu. Children Allergy Center Rumah Sakit Bunda Jakarta melakukan modifikasi dengan cara yang lebih sederhana, murah dan cukup efektif. Modifikasi DBPCFC tersebut dengan melakukan “Eliminasi Provokasi Makanan Terbuka Sederhana”.
• SEBAIKNYA JANGAN MENGHINDARI DAN MEMBOLEHKAN MAKANAN HANYA BERDASARKAN TES KULIT DAN TES DARAH
• HINDARI MINUM OBAT JANGKA PANJANG & KOMPLIKASI YANG TERJADI
LAYANAN MEDIS
1. PEMERIKSAAN LENGKAP ALERGI DENGAN “ELIMINASI PROVOKASI TERBUKA SEDERHANA”
2. PENANGANAN PENDERITA ALERGI ANAK : ASMA, ALERGI KULIT, BATUK KRONIS BERULANG (bronkitis alergi), PILEK KRONIS BERULANG, ALERGI MAKANAN MENGUTAMAKAN MENCARI PENYEBAB DAN PENCETUSNYA TIDAK MENGUTAMAKAN OBAT
3. TERAPI GANGGUAN PERILAKU(GANGGUAN BELAJAR, HIPERAKTIF, GANGGUAN KONSENTRASI, GANGGUAN BICARA, AUTISM DLL) YANG DISEBABKAN KARENA ALERGI
4. TERAPI INHALASI DAN FISIOTERAPIKONTAK 24 JAM MASALAH ALERGI
REFERENSI :
1. Landstra AM, Postma DS, Boezen HM, van Aalderen WM. Role of serum cortisol levels in children with asthma. Am J Respir Crit Care Med 2002 Mar 1;165(5):708-12 Related Articles, Books, LinkOut
2. Kretszh, Konitzky. Differential Behavior Effects of Gonadal Steroids in Women And In Those Without Premenstrual
3. Lynch JS. Hormonal influences on rhinitis in women. Program and abstracts of 4th Annual Conference of the National Association of Nurse Practitioners in Women's Health. October 10-13, 2001; Orlando, Florida. Concurrent Session K New England Journal of Medicine 1998:1246142-156.
4. Bazyka AP, Logunov VP. Effect of allergens on the reaction of the central and autonomic nervous systems in sensitized patients with various dermatoses] Vestn Dermatol Venerol 1976 Jan;(1):9-14
5. Stubner UP, Gruber D, Berger UE, Toth J, Marks B, Huber J, Horak F. The influence of female sex hormones on nasal reactivity in seasonal allergic rhinitis. Allergy 1999 Aug;54(8):865-71
6. Renzoni E, Beltrami V, Sestini P, Pompella A, Menchetti G, Zappella M. Brief report: allergological evaluation of children with autism.: J Autism Dev Disord 1995 Jun;25(3):327-33
7. Menage P, Thibault G, Martineau J, Herault J, Muh JP, Barthelemy C, Lelord G, Bardos P. An IgE mechanism in autistic hypersensitivity? .Biol Psychiatry 1992 Jan 15;31(2):210-2
8. Strel'bitskaia RF, Bakulin MP, Kruglov BV. Bioelectric activity of cerebral cortex in children with asthma.Pediatriia 1975 Oct;(10):40-3.
9. O'Banion D, Armstrong B, Cummings RA, Stange J. Disruptive behavior: a dietary approach. J Autism Child Schizophr 1978 Sep;8(3):325-37
10. Boris, M & Mandel, E. Food additives are common causes of the Attention Deficit Hyperactivity Disorder in Children. Annals of Allergy 1994; 75(5); 462-8
11. Carter, C M et al. Effects of a few foods diet in attention deficit disorder. Archives of Disease in Childhood (69) 1993; 564-8
12. Egger, J et al. Controlled trial of oligoantigenic treatment in the hyperkinetic syndrome. Lancet (1) 1985: 540-5
13. Loblay, R & Swain, A. Food intolerance In Wahlqvist M and Truswell, A (Eds) Recent Advances in Clinical Nutrition. John Libby, London. 1086.pp.1659-177.
14. Rowe, K S & Rowe, K L. Synthetic food colouring and behaviour: a dose-response effect in a double-blind, placebo-controled, repeated-measures study. Journal of Paediatrics (125);1994;691-698.
15. Ward, N I. Assessment of chemical factors in relation to child hyperactivity. J.Nutr.& Env.Med. (ABINGDON) 7(4);1997:333-342.
16. Trotsky MB. Neurogenic vascular headaches, food and chemical triggers. Ear Nose Throat J. 1994;73(4):228-230, 225-236.
17. Overview Allergy Hormone. htpp://www.allergycenter/allergy Hormone.
18. Allergy induced Behaviour Problems in chlidren . htpp://www.allergies/wkm/behaviour.
19. Brain allergic in Children.htpp://www.allergycenter/UCK/allergy.
20. William H., Md Philpott, Dwight K., Phd Kalita, Dwight K. Kalita PhD, Linus Pauling PhD, Linus. Pauling, William H. Philpott MD. Brain Allergies: The Psychonutrient and Magnetic Connections.
21. Ray C, Wunderlich, Susan PPrwscott. Allergy, Brains, and Children Coping. London.2003
22. Hall K. Allergy of the nervous system : a reviewAnn Allergy 1976 Jan;36(1):49-64.
23. Doris J Rapp. Allergies and the Hyperactive Child
24. Bentley D, Katchburian A, Brostoff J. Abdominal migraine and food sensitivity in children. Clinical Allergy 1984;14:499-500.
25. Costa M, Brookes SJ. The enteric nervous system. Am J Gastroenterol 1994;89:S29-137.
26. Goyal RK, Hirano I. The enteric nervous system. N Engl J Med 1996;334:1106-1115.
27. Vaughan TR. The role of food in the pathogenesis of migraine headache. Clin Rev Allergy 1994;12:167-180.